Adaptasi Tubuh Terhadap Dataran Tinggi (aklamatisasi / acclimatization)

Aklimatisasi
            
            Tekanan atmosfer secara progresif berkurang siring dengan peningkatan ketinggian. Diketinggian 5.400 m diatas permukaan laut, tekanan hanya 380 mmHg separuh dari nilai di atas permukaan laut karena proporsi oksigen dan nitrogen dalam udara tidak berubah, tekanan parsial oksigen udara inspirasi di ketinggian tersebut adalah 80mmHg, dengan tekanan parsial oksigen alveolus lebih rendah, yaitu 45mmHg. Pada setiap ketinggian diatas 3.000 meter, tekanan parsial oksigen arteri turun dibawah rentang aman daerah mendatar ke daerah curam dari kurva oksigen-hemoglobin (silahkan cari kurvanya).
            Ketika orang tinggal di daerah ketinggian tinggi dalam waktu yang lama maka akan terjadi proses aklimatisasi. Terjadi respons kompensasi akut berupa peningkatan ventilasi dan curah jantung ( cardiac output) secara bertahap selama beberapa hari akan digantikan oleh tindakan-tindakan kompensasi yang berkembang lebih lambat yang memungkinkan oksigenasi jaringan yang adekuat dan pemulihan asam basa. Produksi seldarah merah meningkat, dirangsang oleh eritropoitein sebagai respon terhadap penurunan penyaluran oksigen ke ginjal. Hipoksia juga merangsang sintesis DPG dalam sel darah merah, sehingga oksigen lebih mudah dibebaskan dari hemoglobin di jaringan. Jumlah kapiler didalam jaringan meningkat, sehingga jarak yang harus ditempuh oleh sel darah merah berkurang, sel-sel yang mengalami aklimitasi menggunakan oksigen lebih efisien, ginjal membantu dengan tetap menjaga PH darah pada renge yang normal.

Ringkasan

Tabel ringkasan Aklimatisasi hipoksia terhadap ketinggian tinggi.
Daftar Pustaka
  1. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2001. Jakarta : EGC
  2. Vander et al. Human Physiology : The Mechanism of Body Function. 2001. NewYork : McGraw-Hill

Comments